Hari ini Kitty membuka salah satu koran nasional, dan di salah satu halaman nampak artikel yang menawan. Silahkan disimak, di sini Kitty menawarkan artikel lengkapnya khusus untuk kalian. JANGAN BERLEBIHAN: Anak-anak bermain game online di salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya kemarin. Bermain game online secara berlebihan menyebabkan anak jadi sensitif dan agresif. Headline: Game Online Bikin Anak Sensitif-Agresif (back: Mengganggu Aktifitas, Bawa ke Psikiater) SURABAYA - Game online kian gampang diakses belum dewasa. Bukan cuma warnet, pusat perbelanjaan pun menawarkan tempat nyaman untuk bermain game online . Meski begitu, orang bau tanah harus tetap membatasi waktu anak untuk bermain game tersebut. Spesialis kejiwaan RSUD dr Soetomo dr Yunias Setiawati SpKJ menyatakan, semenjak game online booming , banyak orang tua yang berkonsultasi terkait dengan anaknya yang kecanduan game tersebut. "Orang bau tanah datang bersama anaknya. Sebagian besar keluhannya, anak mereka menjadi sensitif dan kasar," ujarnya. Dokter yang juga berpraktid di Siloam Hospitals Surabaya tersebut menuturkan, bermain game online memicu stimulus kesenangan dalam otak yang menciptakan seorang anak ketagihan. Prosesnya secara singkat, jika mendapat stimulus yang menyenangkan, misalnya, bermain game online , otak anak akan memproses reward system yang mengeluarkan hormon kebahagiaan berjulukan endorphin . Itulah yang membuat si anak merasa happy . Dengan begitu, reward system akan melakukan pekerjaan lebih cepat, sehingga anak mencicipi kebahagiaan yang berlipat-lipat. Proses adiksi tersebut tidak muncul secara langsung. Yunias memaparkan, fase pertama adalah experimental user atau fase mencoba bermain game online . "Fase kedua ialah social user atau si anak bermain game online agar mendapat akreditasi dari sobat-temannya. Versi mereka, agar terlihat seperti pahlawan," imbuh dia. Fase ketiga ialah occasional user . Si anak mulai ketagihan. Mereka akan merasa bingung jikalau tidak bermain game online . Nah, fase keempat yakni abuser user . Pada fase ini, sudah terjadi penyalahgunaan fungsi game online . Si anak telah mengalami adiksi. Bila tidak bermain game online , ia bakal marah secara bergairah. Kondisi itu disebut withdrawal effect . Pada kondisi itulah lazimnya orang renta gres menenteng anaknya ke dokter. Selain itu, Yunias mencontohkan, salah seorang pasiennya yang mengalami adiksi berat terpaksa diberi penenang. Tapi, jangan khawatir, kalau ditangani dengan baik, pasien mampu sembuh total. Untuk penyimpangan mirip itu, umumnya pasien akan diberi cognitive behavior therapy (CBT). Caranya, si anak diharuskan melepas kebiasaan bermain game online secara sedikit demi sedikit. Bila dalam waktu tertentu bisa meraih hasil yang diterapkan, si anak diberi reward . "Harus dibatasi. Kalau bisa dua atau tiga hari sekali main 2 jam. Kalau sudah merasa kebiasaan game online mengganggu acara, harus segera dibawa ke psikiater," tegasnya.
Pecandu Game Online Perlu Dibawa Ke Psikiater/Dokter?
4/
5
Oleh
will